Members Login
Username 
 
Password 
    Remember Me  
Post Info TOPIC: Pengereman Berirama, Mengapa komposisi 75%:25% Salah ?


Newbie

Status: Offline
Posts: 20
Date:
Pengereman Berirama, Mengapa komposisi 75%:25% Salah ?
Permalink   


Taper Braking
Why 75% : 25% is incorrect

By Hoddy Hodson

Pengereman Berirama
Mengapa komposisi 75% : 25% adalah salah
Bagaimana menjadikan rem depan lebih efektif, dan akibatnya

Banyak instruktur pelatihan masih mengutip teori lama tentang komposisi pengereman: 75% Depan dan 25% Belakang (di jalan kering- dan 50%:50% di jalan basah).

Hal tersebut juga tercatat dalam Motorcycle Roadcraft and the IAM Group Handbook. Sayangnya, saat ini hal tersebut salah. Seturut perubahan waktu, banyak hal-hal yang berubah

Komposisi pengereman 75%:25% adalah aturan masa lampau yang dibuat pertama kali. Kala itu dijelaskan tentang diagram rem tromol Triumph Speed Twins, untuk itu tidaklah wajar untuk berasumsi bahwa komposisi 75%:25% berlaku hingga sedikitnya 25 atau 30 tahun.

The old Speed Twins dan yang sejenisnya memiliki sedikit kemiripan dengan motor saat kini. Mereka memiliki kanvas rem depan kembar berdiameter 7" , yang dioperasikan oleh kabel bowden dari tuas handbrake. Rem belakangnya kanvas tunggal, berdiameter 6", tetapi dioperasikan oleh suatu tuas kaki pengungkit rem yg cukup kokoh sepanjang 10", digerakkan oleh kaki kanan yang terlatih oleh kick-starting.

Bagaimana dengan ban? Di era 1990, saat itu tidak ada ban yg lebih lebar dibandingkan sepeda "moutain bike", dirancang kurang baik apabila dibandingkan dengan ban mobil saat itu (beberapa merk mobil telah menggunakan ban tubelles, akan tetapi semua ban motor diproduksi dengan high aspect ratio cross-plies). Pola kembangan ban umumnya memiliki alur² tipis untuk ban depan dan alur² lebih lebar di ban belakang. Dan yang paling penting, sisi ban yang bersentuhan dengan aspal cukup panjang dan tidak lebar, kala itu diameter roda sekitar 20" atau lebih.

Hal lain selain itu, rancangan sasis/frame sepeda motor telah berubah. The old Speed Twin dan yang sejenisnya cukup JANGKUNG. Mesin vertikal, diusung oleh rangka pipa tube (dengan gap lebar yang dapat diatur) berarti posisi mengemudi cukup tinggi. Pusat gravitasi motor (dengan rider) era '60s mungkin suatu kaki atau yang lebih tinggi dibandingkan motor saat kini.

Memiliki fork depan dengan shockbreaker ganda. Berat dan lembut seperti spons - cenderung akan tenggelam hingga bottom shock dalam pengereman yang paling ringan sekalipun. Hasil akhir pengereman yang bagaimanapun, bagian depan hampir kaku.

Jika anda mengalami fork terkunci, lemahnya grip ban depan yg tidak terlalu lebar, ditambah titik pusat gravitasi yang menyebabkan kendaraan kecil anda bisa terputar, bukan mengejutkan apabila anda dianjurkan lebih berhati-hati menggunakan rem depan.
Mekanisme rem dengan cengkraman drum/tromol rem (prinsip kerja tromol adalah "self-servo"ed, sehingga usaha pengereman tidaklah sebanding degan bagaimana kuatnya tangan anda menekan tuas) memaksa anda untuk berusaha menggunakan rem depan seperti usaha anda menggunakan rem belakang yang lebih terkontrol.
Dan bagaimanapun, rem belakang yg terkunci lebih terkontrol meskipun itu Speed Twin.

Trik baru Design sepeda motor berkembang sangat jauh sejak 1960, untuk membuat komposisi 75%:25% diragukan di era '80.

Pertanda 75%:25% adalah salah, ketika kebanyakan 'motor saat kini' (setidaknya RD350) dapat melakukan "stoppies" dan tidak roboh seketika.
Di dalam stoppie, anda memaksa rem depan hingga batas maksimum, mengerem sangat kuat hingga ban belakang terangkat.
Persoalannya bukan karena motor berukuran besar atau rider yang lihai; tetapi itu membuktikan kepada kita, dalam sekejap motor terhenti 100% menggunakan rem Depan.

Sekarang kita coba berfikir tentang arena balapan. Produksi motor yang digunakan untuk lomba sama jenisnya dengan yang ditemui di jalan raya. Patut dipahami bahwa di dalam suatu lomba, persaingan yang terjadi ialah berusaha untuk mengendarai motor secepat mungkin - bukan untuk petunjukkan ketangkasan yang mengundang decak kagum penonton.

Walapun beresiko tinggi, para pembalap tidak mengerem 75%:25%.
Berdiri di akhir pengereman track lurus. Anda akan melihat banyak pembalap mengangkat ban belakang mereka dari deck, menggunakan pengereman maksimum. Mereka melakukan stoppies - pengereman 100% Rem Depan dan 0% Rem Belakang.

Mereka tidaklah berbuat demikian untuk beraksi di depan penonton. Mereka melakukannya dikarenakan saat ini cara tersebut sudah dianggap hal yang natural/biasa, cara² insting pengereman sekuat mungkin sesuai kemampuan motor.

Apa yang baru, Pussycat? Sepeda motor modern (ini meliputi kebanyakan road bike semenjak RD350) secara radikal berbeda dari kecepatan Speed Twin. Beberapa merk, seperti Zephyr dan trail 'bikes, mungkin masih menggunakan komposisi 75%:25%.

[Kelihatannya, hal pertama dari ajaran Geraint Jones di riding course Moto-X adalah bagaimana cara pengereman. Anda melakukan hal ini untuk menghentikan motocrosser di kecepatan 50mph, di atas lumpur, hanya menggunakan rem depan. Maka, bahkan diatas lumpur sekalipun, ada ruang untuk lebih menggunakan rem depan - jika anda mempunyai cojones!]

Sepeda motor modern lebih rendah - sekitar suatu kaki (bandingkan GPZ500 dengan Triumph 750 - GPZ lebih bertenaga).
Sepeda motor modern cenderung untuk menjadi lebih pendek sekitar 5 inci.
Saat ini diameter roda lebih kecil, 16" hingga 19", yang dulunya 18" hingga 21".
Untuk ban, kontak ban dengan aspal sedikitnya dua kali lebih lebar dibandingkan pendahulunya. Ban yang modern lebih lengket, bahkan di kondisi basah, radial, sehingga grip jauh lebih baik.
Dan sidewall ban yang rendah, membuat titik gravitasi motor tetap dibawah.

Dan suspensi depan, walaupun bukan fork upside down, tetap 10 kali lebih baik menyerap getaran roda yang mungkin mengganggu proses pengereman


Rem

Saya berpikir daya cengkram rem era 1960's, kebutuhan untuk berdiri pada footstep adalah dasar aturan 75%:25%.
Itu adalah bagaimana cara mengerem ditemukan pertama kali, sehingga mereka berasumsi 75%:25% adalah cara yang terbaik.

Sejak itu, Triumph tidak berproduksi lagi, ada dan mati lagi, dan dilahirkan kembali sebagai motor jauh lebih baik. Aturan pengereman untuk SpeedTriple era 1990s akan berbeda banyak dari yang ditulis untuk Speed Twin era 60s.

Jepang, adalah Master untuk Design sepeda motor. Sekarang, percaya atau tidak, mereka mendesign untuk sekedar melakukan pekerjaan. Kadang kala berantakan, seringkali mereka berhasil.
Spatbor melindungi motor dari lumpur, footstep tidak menekuk di bawah bobot tubuh, anda dapat menjangkau tuas dan tombol pada waktu yang sama.
[The old Triumphs, walaupun sedih untuk mengatakannya, tidak memikirkan hal ini].

Tentunya kita sangat berharap motor Jepang modern mempunyai rem yang sesuai dengan fungsinya - menghentikan motor secepat mungkin.
Bagaimana cara mereka mempersiapkannya?

* Front Two 320mm disks, each gripped by 6-piston callipers.
* Rear One 220mm disk, gripped by a 2-piston calliper. (Spesifikasi ini berasal dari Kawasaki 750, Superbike 1995 or '96 juga memiliki setup yg sama).

Pada suatu perkiraan konservatif, rem depan 5 kali sekuat belakang (ingat diameter disk lebih lebar memiliki efek lebih). Dan saya meperkirakan tuas kaki saat ini sependek tuas handbrake.

Mengapa Jepang mencoba membuat rem yang menyimpang dengan aturan 75%:25% ? Apakah mereka bodoh? Semudah istilah "look at the size of my brakes, darling" sekedar aksesoris? Atau aturan 75%:25% hanya salah diterapkan saat ini?

Jawabannya: aturan 75%:25% *digunakan* begitu saja saat ini (untuk kebanyakan motor modern di kondisi jalan kering).

What's the truth? The truth is, there is NO truth.

Apapun perbaikan usaha distribusi pengereman, depan ke belakang tetap salah. Di kendaraan roda empat, ada pelajaran tentang tapper braking [pengereman berirama] - anda menekan secara lembut untuk menghindari slip/tergelincir sampai bobot berpindah ke depan; di titik tertentu anda dapat mengerem dengan kuat; dan anda melepaskan tekanan perlahan hingga terhenti, untuk menghindari kejutan/shock ketika berhenti.

'Berlaku juga dengan Bikers, kita harus belajar melakukan pengereman yang berirama.
Tetapi ketika rem depan dan belakang terpisah, kita juga harus belajar untuk mengatur irama kekuatan dari rem belakang ke rem depan dan balik kembali ke belakang ketika kita melambat.

[Pemilik Moto Guzzi dan Honda linked brake system tidak perlu melanjutkan diskusi ini - tetapi ingat, saat anda berada di motor, pembalap Guzzis selalu menghilangkan fungsi linked brake system - sebab tidak sebaik seperti system rem yang terpisah.]

Pengereman ideal seperti ini:


Anda menggunakan kedua rem secara bertahap dengan kekuatan yang hampir sama di fase pengereman awal
Beban akan berpindah ke depan, selaras dengan tekanan yang dialami suspensi depan dan tekukan lengan anda
Sekarang ada beban lebih di depan (bobot yang berpindah dapat mencapai 100% jika anda mengerem di 1g - dan 1.2g untuk road bikes modern)
Anda sekarang dapat agak melepaskan tekanan di rem belakang, dan meningkatkan tekanan di rem depan, dalam cengkraman penuh. Fase pertengahan ini dapat mencapai komposisi 100%:0%- jika rem depan kurang dari 85%, anda mungkin tidak menggunakan rem semaksimal hingga batas kemampuan motor.
Motor melambat dan anda mengurangi kekuatan yang disalurkan melalui rem dan ban (energi di dalam motor sebanding dengan kecepatan anda).
Suspensi depan mulai terangkat kembali [Dalam kondisi emergency, anda sekarang sedang bernafas lega dan memanjatkan doa syukur]
Anda dapat mulai mengatur irama rem depan secara berangsur-angsur, - untuk mencegah terkuncinya laju motor - dan meningkatkan tekanan di rem belakang sekali lagi.
Walapun berhenti dari kecepatan 100mph, sisa kecepatan 5mph terakhir adalah melambat, cukup menggunakan rem belakang untuk melambat.
Maka yang anda lakukan di fase terakhir berhenti adalah 0% Rem Depan dan 100% Rem Belakang
Jika anda merasa HARUS mengutip sesuatu tentang distribusi usaha pengereman yang benar - dapat dikatakan 85%:15% - sejalan dengan cara designer Jepang mengatur mekanisme rem pada motor.

Tetapi sesunguhnya situasi akan terus berubah, itu yang menyebabkan mengapa kita perlu melupakan komposisi 75%:25%.
Pengendara sepeda motor harus belajar untuk mengatur irama rem; belajar secara sensitif mengimbangi tekanan rem depan dan belakang, tidak malah mengikuti ajaran mathematika yang ketinggalan jaman.



dikutip dari http://agrisoft-systems.de/kawasaki/...skills_1_1.htm

Sumber : Forum HTML

__________________
It's Better to Lose One Minute in Life Than to Lose a Life in One minute
Page 1 of 1  sorted by
 
Quick Reply

Please log in to post quick replies.

Tweet this page Post to Digg Post to Del.icio.us


Create your own FREE Forum
Report Abuse
Powered by ActiveBoard